Notification

×

Iklan

Iklan




Indeks Berita

Tag Terpopuler

Malaysia Banjir Terparah Dalam 100 Tahun Terakhir, Puluhan ribu warga mengungsi korban berjatuhan

12/21/2021 | 19:24 WIB | 0 Views Last Updated 2021-12-21T12:24:14Z




ALASANnews.Malaysia | Turut berduka cita, atas musibah banjir besar yang melanda negeri Jiran Malaysia. Puluhan ribu warga  mengungsi, korban jiwa berjatuhan.

Dari berbagai berita di media,  faktor banjir besar di Malaysia hanya menyebutkan faktor hujan yang turun selama 24 jam, apakah hanya ini penyebabnya ?

Dari berbagai sumber, bahwa    hampir seluruh negara di dunia mengalami banjir besar, sebut saja Indonesia, China dan beberapa negara di Eropa.

Dari berbagai informasi dan literatur, penyebab banjir saat ini adalah, curah hujan yang tinggi, kerusakan Lingkungan (hutan) dan pemanasan global.

Dengan curah hujan yang tinggi plus kerusakan lingkungan (hutan) adalah faktor penyebab banjir yang tidak bisa di sangkal.

Kedua, soal pemanasan global ,, dengan mencairnya gunung es di kutub, maka diperkirakan air laut akan naik beberapa kaki hingga meter. Sehingga beberapa kota di dunia akan tenggelam  dalam beberapa tahun kedepan ?.

Jika melihat kondisi banjir di Malaysia yang sangat sangat parah , tentunya ketiga faktor tadi, curah hujan tinggi, kerusakan lingkungan.(hutan) : banyak nya hutan berubah jadi perkebunan (plantation) serta pemanasan global..

So,, apakah pernyataan.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Air menyebut banjir di Malaysia disebabkan oleh curah hujan satu bulan yang turun dalam satu hari..

benar adanya ?

mengutip, Pikiran rakyat- Hujan deras yang berlangsung lebih dari 24 jam di Malaysia yang dimulai pada Jumat, 17 Desember 2021 malam telah membuat sejumlah negara bagian dilanda banjir hebat.

Menurut Kementerian Lingkungan Hidup dan Air Malaysia, curah hujan yang mengakibatkan banjir pada Jumat malam itu, sama dengan curah hujan rata-rata selama sebulan, yang merupakan peristiwa cuaca satu dalam 100 tahun.

Sekjen Kementerian Lingkungan Hidup dan Air Malaysia (Kasa) Datuk Seri Zaini Ujang menyebut fenomena yang mengakibatkan banjir itu terjadi karena faktor aliran monsun, serta sistem cuaca tekanan rendah yang mencapai tingkat depresi tropis yang terbentuk di Laut Cina Selatan yang terdeteksi oleh Badan Meteorologi pada 12 Desember.

Pada 16 Desember, sistem memasuki Pahang dan bergerak melintasi pantai barat Semenanjung Malaysia, menyebabkan peningkatan kelembaban dan hujan lebat terus menerus di hampir setiap negara bagian di semenanjung.

"Pengecualian, karena biasanya pada musim muson, hanya negara bagian di Pantai Timur yang akan menerima hujan lebat," katanya dalam konferensi media Minggu, 18 Desember 2021, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Malay Mail.

"Tetapi kali ini seluruh semenanjung, terutama wilayah pantai timur tengah dan semenanjung utara, terus menerus diguyur hujan lebat," sambungnya.

Ia mencontohkan, curah hujan yang tercatat cukup tinggi, dengan stasiun Sentul menjadi yang tertinggi 363 milimeter (mm), Gombak 247mm, Jinjang 258mm dan Sungai Bonus Jalan Tun Razak 273mm.

"Curah hujan tahunan di Kuala Lumpur adalah 2.400 mm dan ini berarti curah hujan kemarin telah melebihi rata-rata curah hujan selama sebulan, di luar dugaan dan hanya terjadi setiap 100 tahun sekali," ujarnya.

Dia mengatakan hujan lebat sejak Jumat lalu diperkirakan akan berakhir karena sistem cuaca tekanan rendah di Selat Melaka telah menjauh dari negara itu dan menuju Laut Andaman.

"Berdasarkan analisis model cuaca terbaru, curah hujan akan berkurang hari ini, tetapi masih ada daerah yang menerima cuaca basah sepanjang hari. Berdasarkan analisis, tidak akan ada peringatan hujan deras terus menerus untuk Lembah Klang malam ini," ujarnya.

Bencana banjir yang melanda Lembah Klang sejak Sabtu menyebabkan ribuan warga mengungsi, sementara banyak pengendara kendaraan yang terdampar akibat jalan yang macet atau tergenang air.

Banjir juga dilaporkan terjadi di Pahang, Melaka, Negeri Sembilan, Terengganu, Kelantan dan Perak.

Sementara itu, Perdana Menteri Ismail Sabri Yaakob, mengungkapkan keterkejutannya atas banjir parah di sejumlah negara bagian di Malaysia tersebut.

Perdana menteri menjanjikan bantuan cepat untuk para korban banjir dan dana awal 100 juta ringgit atau sekira Rp 341 miliar untuk memperbaiki rumah dan infrastruktur yang rusak.

Saran buat kerajaan Malaysia

1. Stop pembukaan lahan hutan untuk perkebunan (plantation). hanya untuk menanam kelapa sawit dan kayu jati.
2. Stop pembukaan lahan perumahan, Industri.
3, Reboisasi hutan mangrove. sepanjang pantai. 

Red/Jul

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

×
Berita Terbaru Update