Kolonodale -- Kopi memang bukan lagi minuman suatu daerah tertentu. Seperti di lokasi kuliner Tanggul Kolonodale, Morowali Sulawesi Tengah.
Siang ini, (3/3) saya dan pengurus Media Online Indonesia (MOI) Sulawesi Tengah berkesempatan mencoba Kopi yang disuguhkan Gadis Wana --suku Wana--di lokasi kuliner di Teluk Tomori, Morowali Utara.
Tidak banyak yang bisa saya ceritakan tentang perkembangan wisata di daerah ini. Yang jelas suguhan kopis gadis Wana membuat rasa penasaran saya akan kopi di Teluk Tomini sudah terpenuhi.
Pemerintah Kabupaten Morowali Utara (Morut), menyiapkan lokasi secara gratis.
Wakil Bupati Morut, H Djira K S Pd M Pd yang dijumpai di kediaman dinasnya mengatakan, potensi wisata Morut dalam pengkajian lembaga yang lebih profesional baru akan dikembangkan.
"Kita--pak bupati--tidak mau wisata ini dibangun dengan mengedepankan pembangunan secara infrastuktur--fisiknya," ujar Djira.
Kitab kata Wabup, melibatkan beberapa peruguruan untuk melakukan kajian dalam berbagai kajian seperti wisata, pengembangan kota dan lainnya.
BATU PAYUNG
Salah satu objek utama di Teluk Tomori adalah Batu Payung. Bukan tempat yang seru buat kita kunjungi, hanya saja bentuk batu karang besar yang mirip payung ini menjadi semacam ucapan selamat datang teruntuk siapapun yang melintasi pasase sempit di leher Teluk Tomori. Dari Kota Kolonodale selepas Batu Payung berarti sudah berada di wilayah Teluk Tomori luar.
Saya keluar dari kabin perahu dan duduk di dek depan. Setiap gerakan yang saya lakukan seakan membuat perahu ini terombang-ambing parah di tengah lautan yang bergelora. Di hadapan saya terhampar lautan luas yang terkurung oleh perbukitan dari segala sisinya, laksana sebuah danau raksasa. Tetapi sudah jelas, ini lautan.(tunawisma).
Itulah kata wabup, secara potensi cukup banyak namun bagaimana objek ini jadi menarik dan bisa mendatangkan nilai tambah. J
