Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Ribuan Warga Padati Taman Kota GMB Tolitoli untuk Maulid Nabi, Gubernur: “Ini yang Teramai yang Pernah Saya Lihat”

| 08:12 WIB | 0 Views Last Updated 2025-10-04T01:14:16Z

 


TOLITOLI — Ribuan warga memadati Alun-Alun Taman Kota Gaukan Mohammad Bantilan (GMB) , Kabupaten Tolitoli, Jumat malam (3/10), untuk menghadiri peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Acara yang digelar pemerintah daerah bersama masyarakat itu berubah menjadi momentum kebersamaan yang memancarkan semangat religius sekaligus rasa persatuan.

Pemandangan di lapangan hijau itu tak biasa. Lampu-lampu berkilauan, lantunan shalawat menggema,  dengan “bola suji” — miniatur masjid yang diisi akanan dan kue khas Tolitoli — tersusun rapi di depan ribuan hadirin. Suasana malam terasa penuh khidmat namun sekaligus meriah.

Hadir dalam acara ini Gubernur Sulawesi Tengah H Anwar Hafid bersama istri, Wakil Gubernur Hj Renny A Lamadjido, Bupati Tolitoli Amran Yahya dan Wakil Bupati Moh. Besar Bantilan. Unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) kabupaten juga tampak menyatu bersama masyarakat biasa di tengah kerumunan.

Gubernur Anwar,  tak menyembunyikan keterharuannya. Dalam sambutannya, ia mengaku baru kali ini menyaksikan perayaan Maulid Nabi dengan skala sebesar itu. “Seperti apa ya? Pokoknya ini Maulid yang teramai yang pernah saya lihat,” ujarnya.

Lebih jauh, gubernur menekankan makna spiritual di balik perayaan yang tampak semarak tersebut. Ia mengingatkan bahwa Maulid Nabi bukan sekadar ritual tahunan, melainkan sarana meneladani ajaran Rasulullah SAW. “Semoga dengan Maulid ini, masyarakat Tolitoli benar-benar mengambil manfaat sebagaimana ajaran Nabi besar kita,” katanya.

Anwar sempat bergurau soal hidangan khas acara. “Melihat bola suji ini, saya yakin biayanya mahal. Mungkin ada 5 jutaan,” ucapnya, membuat sebagian jamaah tersenyum. Namun, ia segera menambahkan, “Yang penting semoga Tolitoli terus berikhtiar menatap kemajuan ke depan.”

Di hadapan warga, gubernur juga menyinggung pentingnya kolaborasi antarpemerintah dan masyarakat. sebagai salah satu kekuatan dalam mewujudkan program pembangunan. “Insyaallah kami ada kekuatan untuk terus bersinergi memajukan daerah Sulawesi Tengah ini,” tegasnya.

Pesan moral pun disampaikan. Gubernur mengingatkan bahwa perayaan Maulid hendaknya tidak berhenti pada pertemuan besar, tetapi harus diwujudkan dalam praktik ibadah sehari-hari. “Jangan hanya berhenti di Maulid. Kita harus melaksanakan shalat lima waktu dan berjamaah, karena inti dari perintah Nabi kita ada di shalat,” ujarnya menutup sambutan.



Sementara itu, Bupati Tolitoli Amran Yahya menyampaikan apresiasi mendalam atas antusiasme masyarakat. Menurutnya, keterlibatan warga yang begitu besar menjadi kunci keberhasilan acara. “Tanpa partisipasi luar biasa dari masyarakat, Maulid sebesar ini tidak mungkin terlaksana,” kata Amran.

Ia menambahkan, momentum tersebut seharusnya menjadi refleksi bagi daerah. “Semoga kebersamaan ini dapat memperkuat ikhtiar kita dalam membangun Tolitoli, baik dari segi keagamaan, sosial, maupun pembangunan ekonomi,” ujarnya.

Perayaan Maulid Nabi di Tolitoli malam itu juga menegaskan kembali identitas budaya lokal. Bola suji, makanan manis berbahan ketan dan gula merah, menjadi simbol keramahan dan kebersamaan. Tradisi itu diwariskan turun-temurun, dan setiap tahun hadir sebagai bagian tak terpisahkan dari Maulid.

Bagi masyarakat Tolitoli, Maulid bukan hanya soal memperingati kelahiran Nabi Muhammad, tetapi juga ajang mempererat tali silaturahmi. Di alun-alun itu, warga dari berbagai lapisan—petani, pedagang, pegawai, hingga pelajar—berkumpul tanpa sekat.

Banyak yang datang bersama keluarga, membawa anak-anak kecil yang berlarian di sela-sela kerumunan. Ada pula para lansia yang duduk khusyuk, bibir mereka terus melafalkan shalawat. Gambaran ini membuat Maulid di Tolitoli terasa lebih sebagai pesta iman ketimbang sekadar acara seremonial.

Malam itu, langit Tolitoli tampak bersih. Cahaya bulan menyinari alun-alun yang penuh sesak, seolah menjadi saksi kebersamaan masyarakat. Saat lantunan doa penutup mengalun, banyak mata yang berkaca-kaca.

Peringatan Maulid Nabi di Tolitoli kali ini bukan hanya meninggalkan kesan meriah, tetapi juga pesan mendalam tentang pentingnya menjaga ajaran Rasulullah dalam kehidupan sehari-hari. Seperti yang diungkapkan seorang warga, “Kalau setiap Maulid bisa seramai ini, mudah-mudahan Tolitoli juga semakin maju dan diberkahi.”why

×
Berita Terbaru Update