Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Gelombang Baru di KKSS Tolitoli: Andi Ahmad Syarif Terpilih sebagai Ketua, Harapan pun Terbit Kembali

| 07:13 WIB | 0 Views Last Updated 2025-11-09T00:13:07Z

 

ALASANnews.com, -- Musyawarah Daerah (Musda) ke IV Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) Kabupaten Tolitoli pada Sabtu malam berakhir dengan sebuah keputusan yang terasa seperti menggeser udara di ruang pertemuan Hotel Mitra: Andi Ahmad Syarif terpilih sebagai ketua baru. Bagi banyak anggota, hasil itu bukan sekadar pergantian figur, melainkan penanda bahwa organisasi perantau Bugis-Makassar ini akhirnya bangun dari tidur panjangnya.

Para peserta Musda memasuki ruang sidang dengan langkah yang berat sekaligus penuh harap. Meja-meja panjang dipenuhi map, daftar hadir, dan cangkir kopi yang tak sempat mendingin. Di antara sapaan pelan dan diskusi tak resmi, sempat muncul satu kesadaran bersama: KKSS Tolitoli sedang mencari jantungnya kembali. Setelah beberapa tahun kepakuman, masa depan organisasi serasa menggantung di udara.

Andi Ahmad Syarif muncul sebagai tokoh yang mampu membaca kebutuhan itu. Dalam pemungutan suara yang berjalan tertib namun tegang, ia meraih 19 suara dari total pemilik hak pilih. Pesaingnya, dr. Abd Kadir, mengantongi satu suara. Tepuk tangan yang menyusul bukanlah selebrasi meriah, tetapi lebih mirip helaan napas panjang yang akhirnya menemukan tempat untuk mendarat.

Hasil tersebut menggambarkan lebih dari preferensi politik internal. Banyak anggota memandang Andi sebagai figur yang dapat membawa KKSS kembali menjadi jangkar sosial, seperti masa ketika organisasi ini hadir di setiap sudut kehidupan warganya: dari hajatan keluarga hingga membantu anggota yang sedang didera musibah. Di masa itu, KKSS bukan hanya wadah, tetapi tempat pulang.

Diskusi sebelum pemilihan memotret dinamika dua generasi: para pendiri membicarakan pentingnya menjaga tradisi, sementara kelompok muda mendorong agar organisasi mengejar cara kerja yang lebih transparan dan modern. Andi menawarkan posisi di tengah dua arus itu, menyebut pentingnya “menjaga akar sambil menanam cabang baru.”

Proses penghitungan suara berlangsung tenang, meski ketegangan terasa seperti riak yang tak terlihat. Ketika panitia mengumumkan angka final, beberapa peserta tampak menarik napas dalam, seolah sedang merapikan kembali harapan yang sempat tercecer di tahun-tahun ketika organisasi berjalan tanpa arah jelas.

Kehadiran Bupati Tolitoli, Amran H. Yahya, mempertegas betapa pentingnya momentum Musda ini. Dalam sambutannya, ia menyampaikan harapan agar KKSS tidak hanya kembali aktif, tetapi juga menjadi mitra penting pemda dalam menjaga keutuhan sosial di tengah perubahan kota yang semakin cepat. Kata-katanya dalam bahasa Bugis menggema lembut, memberi warna kekeluargaan di ruang itu.

Bagi banyak anggota, pesan itu terasa tepat. Tolitoli sedang tumbuh, dan komunitas perantau Bugis-Makassar menjadi bagian penting dari denyut itu. Organisasi yang dulu hanya berfokus pada solidaritas internal kini dituntut hadir sebagai bagian dari percakapan lebih besar tentang pembangunan dan hubungan antarwarga.

Setelah pemilihan, Andi tidak memberikan pidato panjang. Ia hanya menyampaikan kalimat sederhana kepada anggota yang mengerumuninya: “Kita bangun lagi rumah ini.” Kata-katanya tidak keras, namun cukup bertenaga untuk memulai langkah pertama.

Tugas ke depan tidak ringan. Ketua baru ini menghadapi pekerjaan merapikan struktur organisasi, menjembatani senior dan generasi muda, serta memastikan KKSS kembali menjadi rumah aman bagi warga Bugis-Makassar di Tolitoli. Namun malam itu, ketika para peserta Musda meninggalkan Hotel Mitra, ada sesuatu di udara yang tidak ada beberapa tahun terakhir: rasa percaya diri bahwa babak baru akhirnya dimulai.why

×
Berita Terbaru Update