Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Wisdom in the midst of change: Berfikir statis Versus Perubahan

| 18:31 WIB | 0 Views Last Updated 2025-12-07T11:31:45Z

 


Oleh: Elkana Lengkong/ Wartawan

Saya begitu tertarik mengikuti berita di media sosial mengenai aksi protes sejumlah sopir angkutan kota (Mikro) di Manado. Protes ini ditujukan kepada Pemerintah Kota Manado yang menyediakan transportasi bus umum Trans Manado dengan fasilitas nyaman, ber-AC, harga terjangkau, dan terkoneksi dengan berbagai tujuan.


Yang miris, dalam aksi demo tersebut, beberapa penumpang di dalam bus uji coba yang sedang menikmati layanan gratis selama tiga bulan diminta turun. Para sopir Mikro memprotes kehadiran bus Trans Manado karena dianggap akan memengaruhi pendapatan mereka. Ironisnya, aksi ini justru memicu beragam pendapat dari warga Manado. Banyak yang mendukung kehadiran bus baru tersebut sebagai fasilitas memadai yang membawa perubahan positif bagi kota. Saran pun bermunculan agar angkot Mikro beroperasi di pinggiran kota.


Bagi warga, sebagai pengguna jasa, adalah raja. Mereka menginginkan transportasi yang aman, nyaman, fasilitas memadai, dan biaya murah. Mereka melihat transportasi angkot Mikro yang kondisinya sering kali sudah tidak sesuai zaman, baik dari segi keamanan, kenyamanan, maupun tarif.


Bagi pemilik angkot mikro mungkin tak pernah berfikir bahwa dengan terjadinya perubahan terutama bidang transportasi angkutan kota bahwa ankot mereka juga pasti akan tergerus oleh perubahan itu sendiri. Untuk antisipasi perubahan tentu harus disiapka sedini mungkin. Sebab kalau hanya aksi protes apakah persoalan selesai? Karena arus perubahan itu ditentukan krmajuan zamsn dan terletak pada pengguna jasa.


Saat saya di Manado, saya masih melihat bus angkutan umum penumpang  trayek Karombasan-Langowan. Bus penumpangnya masih tipe mobil yang terbilang tua, namun masih terus digunakan. Kemungkinan karena tidak ada bus lain sebagai daya saing. 


Salah seorang penumpang menyebut bahwa bus tersebut sudah beroperasi sejak ia masih SD hingga selesai kuliah. Harusnya, bus-bus itu sudah diremajakan. Para pemilik transportasi berpikir bias; mobil bus atau angkot Mikro yang lama pasti tetap digunakan penumpang, tanpa pernah berpikir bahwa dunia akan mengalami kemajuan dan perubahan yang cepat.


Di era teknologi canggih ini, dunia sedang memasuki perubahan total yang mempengaruhi seluruh aspek kehidupan manusia, baik dalam tata kelola pemerintahan, politik, ekonomi, bisnis, maupun sosial. Arus perubahan ini tidak dapat dihalangi dengan cara berpikir statis (fixed mindset). Mau tak mau, suka tak suka, semua akan tergerus oleh perubahan itu sendiri yang datang begitu cepat dari buah pemikiran cerdas dan brilian manusia.


Saat ini semua ada diaplikasi kata lainnya serba online. Dari bisnis pakaian atau apapun yang diinginkan terlayani dengan baik termasuk transportasi laut, udara dan darat. Karena itu jangan kaget ada sejumlah bisnis yang tidak siap gunakan aplikasi akan tergerus keadaan perubahan.


Membedah Pola Pikir: Fixed Mindset vs. Growth Mindset

Berpikir statis (fixed mindset) dan berpikir perubahan (growth mindset) adalah dua cara pandang fundamental tentang kecerdasan dan kemampuan. 


Dr. Carol S. Dweck, seorang psikolog di Stanford University, menyatakan bahwa pola pikir manusia terdiri dari dua jenis ini. Menurutnya, bakat dan kemampuan hebat tidak akan berarti apa-apa tanpa adanya keyakinan dari dalam diri untuk terus berkembang. Soft skill ini punya peran penting pada kesuksesan seseorang.


Lalu, apa perbedaan utama keduanya?


Berpikir Statis (Fixed Mindset)

Keyakinan dasar dari pola pikir ini adalah menganggap bahwa kecerdasan, bakat, dan karakter adalah sifat tetap yang tidak dapat diubah secara signifikan. Orang dengan pola pikir ini cenderung: Melihat tantangan sebagai ancaman kegagalan.

Menghindari risiko dan hal baru. Cepat menyerah ketika menghadapi hambatan.


Berpikir Perubahan (Growth Mindset)

Pengertian growth mindset adalah keyakinan bahwa kemampuan dan bakat dapat terus dikembangkan melalui dedikasi dan kerja keras. Pemilik pola pikir ini percaya bahwa bakat sejak lahir hanyalah sebuah awal. Mereka tidak mudah menyerah dan tidak takut akan kegagalan.


Ketika menemui kegagalan, orang dengan growth mindset tidak memandangnya sebagai kekalahan, tetapi sebagai pembelajaran untuk terus maju ke tahap berikutnya. Secara ringkas, berpikir perubahan berfokus pada potensi dan pembelajaran berkelanjutan, sedangkan berpikir statis berfokus pada validasi kemampuan yang sudah ada***

×
Berita Terbaru Update