Notification

×

Iklan

Iklan




Indeks Berita

Tag Terpopuler

Mentan: Tak ingin miskin, Betanilah

12/28/2021 | 15:08 WIB | 0 Views Last Updated 2021-12-28T08:08:42Z



Alasannews, Jakarta, -- Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengklaim bahwa pertanian merupakan sektor yang menjanjikan bagi generasi muda alias milenial. Bahkan, ia menyebut jika tak mau miskin, maka milenial harus bertani.

"Saya ingin sedikit mendramatisir, kalau kau mau tidak miskin, bertani lah. Bertani itu pasti hebat, menjadi petani milenial pasti keren," kata dia pada acara OJK bertajuk Tantangan Milenial Merebut Peluang Akses Pembiayaan dalam Ekosistem UMKM dan Ekonomi Hijau, Selasa (28/12).

Klaim tersebut dia buat melihat sejumlah data pertumbuhan di sektor pertanian. Pertama, nilai ekspor pertanian melesat 47,3 persen untuk periode Januari-Oktober 2021 dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Syahrul mencatat selama periode 10 bulan tersebut, ekspor pertanian RI mencapai Rp518,85 triliun dari tahun sebelumnya, Rp352,09 triliun.

Kedua, ia menyebut kesejahteraan petani juga tercermin dari indeks Nilai Tukar Petani (NTP) yang merupakan indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di perdesaan. NTP merupakan perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani.

Syahrul memamerkan NTP nasional per November 2021 mencapai 107,18 atau naik 0,49 persen dibanding NTP bulan sebelumnya. Sementara, NTP Januari-November 2021 secara nasional adalah 104,3.

"Di rencana nasional itu di 2024 (NTP) baru 105, dalam dua tahun kita capai. Tantangan kemarin covid-19 memicu orang kembali memacu pertanian dan alhamdulilah saya lihat datanya seperti itu," jelasnya.

Kementan sendiri melakukan beberapa upaya untuk membuat sektor pertanian jadi lahan pekerjaan yang seksi bagi kalangan muda. Salah satunya dengan memberikan pelatihan kepada 2,5 juta petani muda.

Sejauh ini, ia menyebut telah melatih sebanyak 1 juta petani milenial. Nantinya, petani milenial disebar di seluruh desa di Indonesia.

Dia menuturkan dalam 5 tahun ke depan, setiap desa akan memiliki minimal 20 petani, dengan 15 petani laki-laki dan 5 petani perempuan.

"Sesudah dilatih diberikan voucer Rp10juta-Rp50 juta melalui KUR OJK dan ini sudah jalan," pungkasnya.cnnindonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

×
Berita Terbaru Update