Notification

×

Iklan

Iklan




Indeks Berita

Tag Terpopuler

Filosofi Wayang dalam Dakwah Sunan Kalijaga

3/28/2022 | 05:51 WIB | 0 Views Last Updated 2022-03-27T22:51:43Z



Wayang telah berperan penting sebagai media dakwah ajaran Islam sejak zaman dahulu.
Dakwah melalui wayang pertama kali diperkenalkan Sunan Kalijaga.
Sunan Kalijaga memiliki nama kecil Raden Said. Dia merupakan salah satu Walisongo yang terkenal dan dilahirkan tahun 1455 Masehi. 

Sunan Kalijaga memiliki darah keturunan ningrat mengingat ayahnya Arya Wilatikta adalah Adipati Tuban keturunan dari Ranggalawe. Ada beragam versi mengenai nama Sunan Kalijaga, di mana masyarakat Cirebon berpendapat nama itu berasal dari dusun Kalijaga di Cirebon mengingat dirinya pernah bertempat tinggal di Cirebon.  Versi lain menyebutkan, sebutan Kalijaga yang mengirinya dinisbatkan pada laku khalwat sang sunan ditepi sebuah sungai di daerah Cirebon.

Cara dakwah Sunan Kalijaga sangat unik, wayang dan gamelan menjadi sarana untuk memperkenalkan ajaran Islam kepada masyarakat. Sunan Kalijaga sangat peduli dengan tradisi. Berbagai tradisi yang tidak sesuai dengan ajaran Islam, kemudian diberi unsur dan nilai-nilai Islami. Misalnya, media wayang, yang semula menampilkan gambar utuh manusia, diubah menjadi sekadar gambar mati atau dari samping.

Melalui si’ir atau kidung berbahasa Jawa, Sunan Kalijaga mengajak masyarakat lebih mendalami agama Islam, lebih mendekat kepada Allah misalnya, tembang ilir-ilir, kidung rumekso ing nguni, begitu populer di masyarakat hingga saat ini. Dikutip dari laman uny.ac.id, melalui media wayang Sunan Kalijaga kemudian menjelaskan kepada masyarakat mengenai agama Islam dan menasehati untuk meninggalkan adat dan kebiasaan yang bertentangan dengan ajaran Islam. Akan tetapi, kebudayaan dan kesenian yang sekiranya dapat ditanamkan unsur ajaran Islam akan dipertahankan serta digunakan sebagai media dakwah oleh Sunan Kalijaga. 

Sunan Kalijaga juga kerap memakai nama samaran, seperti “Ki Dalang” karena kemampuan beliau dalam mengajarkan Islam kepada masyarakat melalui pertunjukan kebudayaan dan kesenian. Sunan Kalijaga menggunakan wayang sebagai salah satu media dakwahnya dengan mengenalkan Islam melalui pertunjukan wayang yang sangat digemari masyarakat. Pada saat itu, Sunan Kalijaga berdakwah menyebarkan agama Islam sebagai dalang yang berkeliling di wilayah Pajajaran hingga Majapahit. Tidak hanya sebagai dalang wayang, Sunan Kalijaga juga menjadi dalang pantun.

Apabila ada masyarakat yang ingin mengadakan pertunjukan wayang, maka Sunan Kalijaga tidak memungut uang melainkan cukup membaca dua kalimat syahadat, dan menyebabkan Islam dapat berkembang dengan cepat. Di dalam pertunjukan wayang, lakon yang dibawakan oleh Sunan Kalijaga tidak hanya mengangkat kisah Mahabarata dan Ramayana, terdapat pula lakon yang digemari oleh masyarakat yaitu Dewa Ruci. Lakon Dewa Ruci ini menjadi bentuk pengembangan dari lakon Nawa Ruci. Lakon Dewa Ruci ini mengisahkan Bima yang merupakan salah satu Pandawa saat mencari kebenaran melalui bimbingan Begawan Drona hingga Bima bertemu dengan Dewa Ruci. Selain lakon Dewa Ruci, Sunan Kalijaga juga memunculkan tokoh-tokoh wayang seperti Semar, Gareng, Petruk, dan Bagong yang telah diselusupi ajaran-ajaran Islam. 

Dalam menjadi dalang, Sunan Kalijaga memaparkan ajaran tasawuf saat memainkan wayang terutama saat lakon Dewa Ruci. Hal ini menyebabkan masyarakat dari seluruh lapisan menjadi senang.

 Saat pertunjukan wayang, Sunan Kalijaga memodifikasi bentuk wayang, sebelumnya berbentuk gambar manusia menjadi gambar dekoratif dengan bentuk tubuh yang tidak mirip dengan manusia.

 Penggunaan pertunjukan wayang sebagai media dakwah penyebaran Islam oleh Sunan Kalijaga. Hal tersebut menunjukkan keahlian beliau dalam memadukan unsur ajaran Islam dengan unsur budaya masyarakat Jawa. 

Oleh karea itu, kebudayaan dan kesenian merupakan sesuatu yang tidak dapat lepas dari masyarakat. Melalui wayang inilah, Sunan Kalijaga menanamkan nilai ketauhidan, ajaran syari’at, serta nilai akhlak, berlandaskan ajaran Islam. Dari ajaran Sunan Kalijaga ini, Islam Nusantara dan moderat tumbuh di Jawa.

Mugio tansah Rahayu/fb

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

×
Berita Terbaru Update