Palu – Alasan News
Di hadapan para jurnalis, pimpinan organisasi kewartawanan, tokoh media se-Kota Palu, serta sejumlah kepala OPD Provinsi Sulawesi Tengah, Anwar Hafid menyampaikan visi besarnya untuk membangun daerah. Kehadirannya bersama calon wakil gubernur, Reny Lamadjido, dalam kegiatan “Berani Ngopi” yang digelar Sabtu (10/5) di sebuah kafe ternama di Kota Palu, menjadi panggung bagi pemaparan program andalannya: Sulteng Nambaso.
"Kalau Tidak Tuntas Lima Tahun, Saya Malu"
Tanpa teks dan tanpa basa-basi, Anwar menyampaikan pidato yang sarat emosi dan tekad. Ia menekankan bahwa sembilan program unggulan dalam tajuk Berani harus tuntas selama lima tahun masa kepemimpinannya jika kelak dipercaya menjadi Gubernur Sulawesi Tengah. “Kalau tidak selesai, saya malu. Saya akan merasa gagal jika tidak mampu mengatasi kesulitan masyarakat yang saya pimpin,” tegas Anwar.
Salah satu isu krusial yang ia soroti adalah ketimpangan Dana Bagi Hasil (DBH) antara pusat dan daerah, terutama di sektor tambang. Anwar mengaku telah menyuarakan hal ini langsung saat forum pertemuan para gubernur dengan pimpinan DPR RI. “Selama ini, keuntungan lebih besar mengalir ke pusat, padahal kekayaan alam seperti nikel, emas, dan minyak bumi berasal dari Sulawesi Tengah,” ucapnya lantang.
Tegas terhadap Perusak Lingkungan
Tak hanya berbicara soal anggaran, Anwar juga menyinggung pengawasan ketat terhadap praktik pertambangan yang merusak lingkungan. Ia menegaskan bahwa akan mengambil keputusan tegas jika perusahaan tambang tidak memperbaiki kerusakan yang ditimbulkan. “Perbaiki semua kerusakan daerah. Jika tidak, saya tidak segan menutup usaha anda,” ancamnya di hadapan hadirin.
OPD Jangan Alergi Media
Dalam kesempatan yang sama, Anwar Hafid juga mengajak seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) untuk tidak menutup diri terhadap media. Menurutnya, keterbukaan informasi menjadi kunci keberhasilan program pembangunan. “Saya juga sering dikritik media, tapi dari situlah saya belajar. Saya kenal banyak wartawan saat masih di Morowali,” kenangnya.
Ia bahkan mendorong agar ruang pers (press room) dihidupkan kembali di lingkungan Pemprov Sulteng. Tujuannya agar wartawan mudah mendapatkan akses informasi terbaru yang dapat disampaikan kepada masyarakat secara luas.
Soal Bank Pembangunan Daerah
Menutup pemaparannya, Anwar turut menyinggung keberadaan Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Tengah (Bank Sulteng) yang kerap diterpa isu konflik kepentingan. Ia meminta waktu dan kepercayaan untuk membenahi lembaga keuangan tersebut dengan menempatkan orang-orang profesional yang benar-benar kompeten.
“Beri saya kesempatan untuk menjadikan bank itu jauh lebih sehat,” pungkasnya.@GUS