Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Tarian Saman Bines, Kesenian Lestari Masyarakat Gayo di Alur Kiro Timur Aceh

2/07/2023 | 10:19 WIB | 0 Views Last Updated 2023-02-07T03:19:08Z


Tarian Saman Bines, Kesenian Lestari Masyarakat Gayo di Alur Kiro Timur Aceh


Aceh Timur, ALASANNEWS.COM - Kini Tarian Saman yang dilakukan para penari dalam sebuah acara pernikahan di Dusun satu alur kiro Gampong Bukit Seulemak Kecamatan Birem Bayeun Kabupaten Aceh Timur pada Sabtu (4/2/2023) malam minggu .  berbicara tentang kesenian yang ada di Provinsi Aceh, maka hal itu tidak akan ada habisnya. Sebab Serambi Mekkah ini memiliki 13 suku dengan keberagaman budaya serta keseniannya yang unik dan tidak kalah menarik.

Untuk itu salah satu dari keberagaman itu adalah kesenian Tarian Saman Bines yang ada pada masyarakat Gayo di perdalam Kabupaten Aceh Timur. Kesenian tersebut sudah melekat sejak zaman dahulu kala dan terus turun temurun bertahan hingga generasi muda sampai saat ini.


Kini saat media untuk mencoba untuk menyaksikan penampilan serta melihat langsung kesenian yang masih lestarinya itu tersebut pada hari Sabtu (4/1/2023) malam minggu, di sebuah desa terpencil yang terletak di perdalaman Kabupaten Aceh Timur tepatnya di Dusun Alur Kiro Gampong Bukit Seulemak Kecamatan Birem Bayeun kabupaten aceh timur tersebut.

Terlihat antusias masyarakat baik kalangan orang tua dan anak muda yang datang dari segala penjuru desa di Kecamatan Birem Bayeun kecamatan Rantau Selamat, simpang jernih serta masyarakat Gayo dari Kecamatan lainnya seperti desa Bidari dan desa pante kera, desa alur kaul, desa alur punti, desa blang tualang ,desa akur tuwie, desa alur sentang dan desa alur seukeumak.

Dengan tarian Saman dan bines yang dilakukan para penari dalam sebuah acara pernikahan di Gampong Bukit Seulemak Kecamatan Birem Bayeun Kabupaten Aceh Timur tersebut
Mereka datang dengan menempuh jarak berpuluh-puluh kilometer dari ke diaman masing-masing dengan melewati medan jalan yang rusak parah becek berlumpur serta melewati pwrjalanan sugai menaiki beut. Dimana semua itu bukanlah penghalang bagi mereka untuk bisa menyaksikan kesenian adat gayo tersebut yang memiliki arti yang sanat erat tali  persaudaraan serta persatuan antara sesama kemanusia.

Kesenian Saman Bines sendiri bisanya digelar oleh masyarakat Gayo pada acara-acara hajatan seperti perkawinan, sunnat Rasul dan penyambutan tamu dari luar daerah, sebagai tanda penyambung tali silahturahmi antar desa yang diundang atau datang sebagai lawan tanding dalam Tarian Saman Bines. teesebut.

Tarian Saman Bines terdiri dari dua anggota grup yang diwakili oleh desa tuan rumah dan desa tamu yang diundang untuk menjadi lawan dalam tarian tersebut. Satu anggota grup terdapat 15 orang bisa lebih, laki-laki untuk melakukan tarian Saman dan 15 orang wanita untuk tarian Bines, juga beranggotakan lebih

Kedua grup ini pula nantinya akan bertanding dalam gerakan tarian yang harus diikuti oleh masing-masing grup. Tarian ini biasa berlangsung pada malam hari, dimulai dari pukul 22.00 WIB hingga selesai pada pukul 05.00 WIB di pagi harinya.

Adapun tata cara pelaksanaan tarian tersebut akan dibuka oleh kata-kata sambutan dari masing-masing kepala desa. Kemudian anggota penari dari Saman laki-laki akan duduk saling berhadapan satu sama lain dengan barisan yang memanjang serta rapi dengan berpajaian seragam baju gayo.

Usai kata sambutan, grup perwakilan dari tuan rumah akan langsung melakukan gerakan tarian yang harus diikuti oleh grup tamu, sambil melantunkan syair-syair dalam bahasa Gayo, seperti puji-pujian kepada Allah swt, selawat nabi serta berpalas pantu serta menceritakan sejarah tarian saman gayo itu dengan turun temuru tersebut .

Selain itu, syair-syair cinta juga akan dilantunkan oleh para penari, dimana dalam syair itu akan ada kata sindiran manis berupa kata candaan seperti halnya orang yang sedang beradu pantun dalam kebudayaan Betawi ataupun Melayu, ditambah dengan sorakan para penonton yang membuat permainan semakin seru dan makin meriah serta bersemanggat.

Tarian Bines yang dilakukan para penari perempuan dalam sebuah acara pernikahan di Gampong Bukit Seulemak Kecamatan Birem Bayeun Kabupaten Aceh Timur  itu juga
Para anggota penari dari tuan rumah akan melakukan gerakan dari ritme rendah hingga tinggi selama satu jam dan gerakan itu sudah dipersiapkan dalam latihan tanpa diberitahukan kepada grup tamu, sedangkan grup tamu harus mengikuti gerakan tersebut dan jika mereka tidak bisa mengikutinya maka akan dianggap kalah dalam ronde pertama dalam tarian tersebut.

Begitu pula dengan sebaliknya dalam ronde kedua, hal yang sama akan dilakukan oleh grup tamu selama satu jam kedepan, dengan memberikan kejutan demi kejutan kepada tuan rumah, menggunakan gerakan tarian dan lantunan syair yang sudah mereka persiapkan sebelum datang ke desa yang mengundang tersebut.

Setelah para penari Saman selesai beradu keahlian selama dua jam tersebut. Maka tiba pula giliran para penari Bines wanita untuk melanjutkan tarian. Sama seperti halnya dalam peraturan Saman, tarian Bines memiliki perbedaan dalam gerakannya, dimana tarian itu dilakukan dalam posisi berdiri melingkar dengan memutari areal panggung sambil melantunkan lagu-lagu berbahasa daerah Gayo tersebut dengan suara nerdu dengan penuh irama yang sahdu.

Tambahnya selain itu, ada hal menarik lainnya juga dalam penampilan tarian Bines yang hanya boleh diikuti oleh para anggotanya para wanita yang masih gadis ini, yaitu najuk atau pemberian uang kertas yang dijepit menggunakan lidi dan diselipkan di sempol atau di sanggul para penari oleh penonton tersebut bertanda tali persahabatan atau perrsaudaraan.

Ramli geuciki Gampong Bukit Seulemak di dampinggi oleh masyarakat maddin, menyamaikan pada media hari ini selasa 7 / 2 / 2023  bahwa kesenian adat Saman Bines tersebut sudah ada dan melekat sejak zaman dahulu. Kesenian itu pula terus dijaga dengan diajarkan ke generasi selanjutnya hingga sampai turun temurun sampai saat ini.

“Saman Bines itu adalah kesenian khas suku Gayo Lues. Nah ada perbedaan antara kesenian suku Gayo di daratan tinggi Aceh Tengah (Takengon) dengan yang suku Gayo Lues yang tersebar sampai ke Aceh Timur dan sekitarnya,” katanya itu perbedaan adalah hanya gerakan lagunya saja serta cara penyampainyanya dan penuh keakraban.

“Kalau di Takengon itu, masyarakat Gayo disana tidak ada tarian Saman, namun mereka memiliki kesenian lainnya yaitu tarian Guel dan Didong. Sedangkan kita disini punya tarian Saman dan Bines,” sambungnya.
Tarian Saman yang dilakukan para penari dalam sebuah acara pernikahan di Gampong Bukit Seulemak Kecamatan Birem Bayeun Kabupaten Aceh Timur 
 bahwa masyarakat Gayo sendiri memang memiliki minat yang sangat besar jika sudah berbicara tentang namanya kesenian, adat dan budaya. Bahkan mereka rela meluangkan waktu dan biaya untuk bisa melestarikan kesenian yang sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu itu.

“Kalau berbicara tentang kesenian, kami disini memang sangat antusias, seperti contohnya malam ini, grup yang diundang untuk menjadi lawan tanding dari tuan rumah itu berasal dari Dusun Bedari Gampong Rantau Panjang  yang melewati perjalanan menaiki beut jalan sungai 2 jam dan jalan darat 2 jam naik mobil lagi Kecamatan Simpang Jernih, jika dihitung dari jaraknya sangatlah jauh, namun mereka mau meluangkan waktunya agar dapat saling bersilaturahmi dengan kami masyarakat Gayo yang ada di desa bukit seulaumak Kecamatan Birem Bayeun ini kabupaten aceh timur ini katannya .

(zainal)
 Editor : Gugun

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

×
Berita Terbaru Update