Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

KPK Bongkar Skandal Jalan Mempawah: Dua Saksi Kunci dan Bayang-Bayang Sang Mantan

| 16:21 WIB | 0 Views Last Updated 2025-05-07T09:21:59Z

KPK Bongkar Skandal Jalan Mempawah: Dua Saksi Kunci dan Bayang-Bayang Sang Mantan
Alasannews.com|Pontianak, 7 Mei 2025 – Kalimantan Barat|Penyelidikan kasus dugaan korupsi proyek peningkatan jalan di Kabupaten Mempawah memasuki babak baru. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Republik Indonesia secara intensif memeriksa sepuluh saksi tambahan untuk menelusuri aktor intelektual, aliran dana, dan kemungkinan keterlibatan pihak-pihak yang selama ini berada di balik layar. Kasus ini diduga kuat menyimpan praktek sistemik yang menyeret banyak elemen, baik dari kalangan aparatur sipil negara (ASN), swasta, hingga nama-nama berpengaruh di ranah pemerintahan daerah.

Kasus ini berakar dari proyek peningkatan dua ruas jalan strategis, yakni Jalan Sekabuk–Sei Sederam dan Jalan Sebukit Rama–Sei Sederam, yang didanai dari APBD Kabupaten Mempawah Tahun Anggaran 2015. Alih-alih menjadi proyek peningkatan infrastruktur yang menjawab kebutuhan mobilitas masyarakat, realisasi proyek ini justru menyisakan tanda tanya besar akibat proses tender yang tidak transparan, dugaan mark-up anggaran, serta kualitas pelaksanaan yang tak sesuai spesifikasi teknis.

Pascapenggeledahan di 16 titik lokasi pada akhir April 2025—termasuk kantor dinas, rumah pribadi, dan lokasi perusahaan swasta—KPK menjadwalkan pemeriksaan terhadap sepuluh orang saksi. Mereka dipanggil karena diduga mengetahui secara langsung jalannya proyek, mulai dari tahap perencanaan, pelelangan, pelaksanaan fisik hingga pencairan anggaran.

Adapun nama-nama yang diperiksa meliputi unsur ASN, konsultan teknis, rekanan swasta, bahkan seorang satpam yang disinyalir menyimpan informasi krusial terkait aset dan transaksi.

Daftar nama saksi yang dipanggil:

Ade Akbar – ASN Pemkab Mempawah, diketahui terlibat dalam administrasi proyek.

Herwan Agustiadi – ASN Pemkab Mempawah.

Utin Seri Nurtini – ASN, diduga menangani kelengkapan dokumen tender.

Irmeina – ASN, bagian dari tim penyusunan laporan proyek.

Sri Kurniati – Ibu rumah tangga, namun terdeteksi memiliki rekening yang menerima transfer terkait proyek.

Dedi Asmaransyah – Pihak swasta, diduga menjadi perantara pengadaan alat berat.

Adi Purwanto – Direktur PT Sinergi Karya Utama, pelaksana proyek di lapangan.

Sumarno – Koordinator Teknis dari CV Davina Engineering Consultant.

Teguh Wiyono – Wiraswasta, terlibat dalam pengadaan material.

Zulkifli Haryanto – Satpam perusahaan swasta, diduga memiliki koneksi dengan tersangka dan aliran dana.

Dari sepuluh nama tersebut, dua sosok mendapat sorotan tajam karena dianggap menyimpan potensi sebagai saksi kunci: Ade Akbar dan Sumarno. Kedua nama ini diyakini mengetahui detail paling dalam soal rekayasa administrasi dan teknis proyek.

Ade Akbar, ASN yang bertugas dalam administrasi proyek, diduga mengetahui secara langsung mekanisme pengondisian tender serta alur keluar-masuk dana yang menyimpang dari prosedur. Sedangkan Sumarno, sebagai koordinator teknis dari konsultan pengawas, dinilai menguasai informasi terkait pelaksanaan fisik jalan yang bermasalah.

Kelompok masyarakat sipil dan penggiat antikorupsi mendorong agar keduanya mengajukan diri sebagai justice collaborator demi membuka keterlibatan pelaku utama.

“Jika Ade Akbar dan Sumarno berani buka suara sebagai JC, ini akan jadi momentum besar. Karena mereka tahu siapa yang mengarahkan proyek ini dari awal, termasuk dugaan keterlibatan pihak-pihak yang selama ini berada di balik bayang-bayang kekuasaan,” kata Nina Lestari, aktivis antikorupsi dari Pontianak Watch.

Isu yang berkembang di lapangan turut menyeret nama mantan Bupati Mempawah yang menjabat periode 2010–2015. Meski belum ada pernyataan resmi dari KPK, namun sejumlah saksi menyebut bahwa beberapa keputusan proyek strategis kala itu tak mungkin lepas dari pengaruh pimpinan tertinggi daerah.

Sejumlah dokumen yang telah diamankan penyidik, termasuk rekam jejak elektronik dan rekening koran yang berkaitan dengan aliran dana proyek, diduga mengarah pada pengaturan dari level atas. Bahkan disebutkan, sebagian dana proyek mengalir ke rekening pihak ketiga yang tidak berkaitan langsung dengan pelaksanaan.

Sumber internal menyebut bahwa tim penyidik saat ini tengah mencocokkan data transaksi keuangan dengan laporan realisasi proyek. Aset-aset milik beberapa pihak yang terkait juga tengah dipetakan, termasuk dugaan pembelian properti dan kendaraan yang dilakukan dalam rentang waktu berdekatan dengan proyek.

Penyidikan diharapkan menjadi pintu masuk bagi pengungkapan pola korupsi yang sistemik. Tak hanya menjaring pelaksana teknis, KPK dinantikan publik untuk menindak aktor intelektual di balik skandal ini.

Tim - Liputan 
Redaksi
×
Berita Terbaru Update