Notification

×

Iklan

Iklan




Indeks Berita

Tag Terpopuler

Proses Pembuatan Film Uti deng Keke Ternyata Begini Awalnya!

11/10/2022 | 05:17 WIB | 0 Views Last Updated 2022-11-09T23:48:12Z
Uti deng keke


ALASANNews, Jakarta -- Ide awal pembutan film Uti Deng Keke ini bermula dari gagasan putra daerah Gorontalo (akhir 2018), karena rasa keprihatinannya banyak masyarakat Indonesia yang belum tahu Gorontalo, akhirnya tercetuslah untuk lebih memperkenalkan Gorontalo dari berbagai aspek baik kekayaan alam, budaya/ adat-istiadat, agama dan masyarakatnya melalui sebuah film karena amat efektif bisa ditonton dimana saja di seluruh Indonesia. 


Putra daerah tersebut adalah Billy Noval yang sekaligus menjabat Produser film ini. 


Untuk mewujudkan idenya tersebut beliau membuat tim kecil dari Jakarta sebanyak 2 orang insan film yang sudah berpengalaman dan diberangkatkan ke Gorontalo Agustus 2019. Setelah di Gorontalo terbentuklah tim inti beserta produser jadi jumlahnya 3 orang dan disupport awal oleh DANLANAL Gorontalo.


Selama di Gorontalo tim kecil ini melakukan kegiatan konsolidasi dengan aparat pemerintah setempat yakni Pemerintahan Kabupaten Gorontalo untuk meminta dukukangan guna melakukan proses pra produksi, dan produksi. 


Alhamdulillah dan Puji Tuhan didukung oleh Bupati. Kemudian tim melakukan promosi ke sekolah-sekolah, kerjasama dengan beberapa instansi dan perusahan swasta di Gorontalo, survey lokasi shoting dan mengadakan open casting untuk masyarakat Gorontalo.


Awalnya film ini sepenuhnya bercerita tentang Gorontalo dan judulnyapun bukan Uti deng Keke, karena ada saran dari tokoh-tokoh di Gorontalo supaya film ini bisa mencakup daerah Manado juga, maka dikembangkanlah kegiatan pra produksi di Manado seperti yang dilakukan di Gorontalo, serta tercetus juga menetapkan judul film jadi UTI DENG KEKE.


Film UTI DENG KEKE merupakan film yang ber-genre drama, tetapi masih disisipi unsur komedi. Film ini mengusung jargon EDUKASI, TOLERANSI & KOLABORASI. Karena isi film ini sarat akan nilai pendidikan, penuh dengan menanamkan rasa toleransi baik toleransi sesama manusia maupun toleransi beragama, dan film ini berlatar dua kebudayaan dari daerah yang berbeda yang tetap menjaga nilai persatuan atau kolaborasi.


Mendekati fase akhir tahun 2019 ternyata tanpa diduga terjadi pandemi Covid-19 di seluruh dunia sehingga proses ini harus terhenti. Menjelang akhir tahun 2021 kegiatan pra produksi kembali dilaksanakan di Jakarta tetap karena pandemi kembali tinggi dan karena belum ada kesesuaian dengan penyandang dana/ investor akhirnya tertunda kembali.


Akhirnya pada tahun 2022 Bapak Hartono Ko seorang tokoh/ pengusaha dan penyandang dana men-suport penuh biaya pembuatan film ini, yang pra produksinya dilaksanakan di Jakarta dan proses shotingnya dilakukan di Gorontalo dan Manado dibawah bendera GEMA PRODUCTION, artis dan actor yang terlibat pembutana film ini pun amat beragam/ heterogenitas dari berbagai latar suku dan agama, tapi karena pengadegannya berlatar belakang Gorontalo dan Manado para talent tersebut dituntut untuk bisa berdialog bahasa daerah dengan cara observasi, dan coaching. 


Lain halnya untuk para talent yang berasal dari kedua daerah mereka sudah terbiasa berbicara bahasa tersebut, hanya dimantapkan dari aspek seni perannya (artis ibu kota 50% dan artis daerah 50%), akan tetapi pada saat produksi mereka bersinergi dan saling support dalam peran dan penokohan hingga film ini selesai.


"Film ini direncanakan tayang di bioskop pada 17 November 2022 ini, dan Gala Premiere Film ini dimulai dari Gorontalo." Pungkas sang produser Billy Noval.


"Terima kasih juga film ini pun sudah mendapat dukungan dari tokoh-tokoh nasional seperti Bapak Sandiaga Uno – Mentri Pariwisata & Ekonomi Kreatif, Bapak Basuki Tjahaja Purnama dan beberapa tokoh daerah lainnya." Tutup Billy menambahkan.

Krisna



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

×
Berita Terbaru Update