Notification

×

Iklan

Iklan




Indeks Berita

Tag Terpopuler

DUA POLITISI MUSLIM JADI MENTRI DI PEMERINTAHAN BARU AUSTRALIA, PERSPEKTIF HUBUNGAN INDONESIA-AUSTRALIA

6/08/2022 | 14:13 WIB | 0 Views Last Updated 2022-06-08T07:21:17Z
 

8 Juni 2022
Oleh Mochtar Marhum 

Hasil Pemilu Australia dimenangkan oleh kubuh  Oposisi dari Partai Buruh pimpinan Anthony Albanese. Anthony Albanese pemimpin oposisi dari Partai Buruh Australia dilantik dan diambil sumpahnya sebagai Perdana Mentri Australia pada tanggal 23 Mei 2022. 

Yang menjadi sorotan dunia dan viral di media karena baru pertama kali dalam sejarah pemerintahan kulit Putih Australia menunjuk dua politisi Muslim menjadi Menteri Kabinet dalam pemerintahan yang dimpimpin oleh Anthony Albanese, Perdana Mentri pertama Keturunan Italia-Irlandia. 

Dua Muslim dalam Kabinet Pemerintahan Australia yang baru adalah Anne Aly, politisi partai buruh berusia 55 tahun dan pernah menjadi anggota DPR tahun 2016, ditunjuk jadi Mentri Urusan anak Usia Dini dan Pemuda. Ed Husic politisi berusia 52 tahun pernah menjadi anggota DPR tahun 2010, ditunjuk jadi Mentri Perindustrian dan Science. 

Linda Burney, wanita pertama dari Suku Aborigine berusia 65 tahun dan pernah menjadi anggota Dewan tahun 2016. Linda Burney ditinjuk jadi Menteri Urusan Suku Aborigine. Ken Wyatt adalah politisi pria berlatar belakang suku Aborigine pertama ditunjuk jadi Mentri Urusan Kesehatan Lansia dan Suku Aborigine pada Cabinet Perdana Menteri Turnbull tahun 2017. 

Anne Ally adalah putri dari seorang imigran Arab asal Mesir yang berimigrasi ke Australia ketika putrinya, Anne masih berusia 2 tahun dan Ed Husic adalah putra imigran Muslim asal Bosnia Eropa Timur dan juga berimigrasi ke Australia ketika Husic masih Balita. 

Selain itu ada juga dua politisi dari kalangan kelompok minoritas yang ditunjuk jadi mentri Kabinet yaitu Mentri Luar Negeri, Penelope alias Penny Ying-yen Wong seorang politisi senior Partai Buruh yang berdarah Tionghoa kelahiran Malaysia. Pernah juga menjabat sebagai sebagai Menteri Keuangan dan Sumber Daya Alam pada pemerintahan sebelumnya. 

Australia adalah negara benua yang terluas di wilayah Pasifik Selatan. Luas wilayahnya meluputi 7,617,930 Km persegi dan jumlah penduduk 25.499.884 jiwa pada sensus tahun ini. Dan hasil utama Australia paling signifikan dan terkenal banyak di sektor Pertanian, peternakan dan pertambangan, imdustri parawisata dan jasa. 

Dari perspektif sejarah Australia didirikan oleh pemerintahan Kolonial Inggris. Pada awalnya pemerintah Kolonial Inggris membawa 11 Armada kapal dan mendarat di teluk Botany Bay di Sydney pada tahun 1788. 

Lokasi pendaratan armada pemerintah Kolonial Inggris tidak jauh dari Opera House salah satu Land Mark dan Icon penting Australia. 

Namun, sebenarnya pelaut Inggris James Cook telah pertama kali berkunjung ke Australia kemudian juga Armada pelaut Belanda pada 1606, menemukan benua Australia. 

Pada pertengahan Abad ke 18 pelaut pelaut pelaut Bugis-Makassar pernah mendarat di Australia Utara tepatnya di Kimberly dan kemudian Anharm Land. 

Pelaut Bugis Makassar ke pesisir pantai Australia mencari Taripang sejenis Sea Food yang dijadikan bahan pangan dan obat-obatan. 

Hubungan kerjasama pelaut-pelaut Bugis Makassar dengan Suku Aborigine penduduk asli Australi ketika itu berlangsung hingga tahun 1933. 

Banyak bukti empiris dan historis hubungan pelaut Bugis Makassar dengan Australia antara lain seperti sejumlah kosa kata Bahasa Suku Aborigine ada yang berasal dari Bahasa Makassar dan demikian juga jenis makanan dan minuman khas Makssar juga telah menjadi menu terkenal di kalangan suku Aborigine. Juga terjadi aktivitas klasik semacam barter barang dagangan kemudian juga kunjungan balik suku Aborigine ke Makassar. Kemudian mereka sempat menetap serta kerja di Kota Makasar seperti pernah disebutkan oleh sejumlah pakar Anthropolgi budaya, pakar Sejarah asal Australia, Indonesia dan Italia. 

Hampir setiap tahun diadakan iven napak tilas pelayaran pelaut Bugis Makassar ke Australia dalam rangka memperingati sejarah hubungan Australia dan Imdonesia. Agenda bersejarah dan sangat penting ini disponsori oleh Pemerintah Australia, Konjen Australia di Makassar, sejumlah peneliti asal Australia dan Indonesia serta pemerintah Indonesia. 

Sejarah hubungan pelaut Bugis Makassar dengan Australia sempat didokumentasikan dalam sebuah buku dan film dokumemter berjudul "The Voyage to Marege". Buku tentang sejarah hubungan Makassar dan Australia Utara ditulis oleh Profesor Campbell Macknight. 

Professor Jane Lydon, sejarawan dan antropolog dari University of Western Australia, menggambarkan hubungan baik suku Aborigine Australia dan pelaut Makassar dan hubungan kedua suku ini yang telah berlangsung berabad-abad lamanya. 

Pada awal masa pendudukan Australia, pemerintah kolonial Inggris mendatangkan warga asing, pekerja, narapidana dan budak bermukim di negara Koloni baru Inggris tersebut. 

Tapi pada perkembangan selanjutnya terjadi migrasi besar-besaran ke Australia terutama imigran dari Eropa Barat dan beberapa negara yang dilanda konflik bersenjata. 

Kini Australia menjadi salah suatu negara makmur di dunia dengan PDB Per Kapita sebesar 60,057.573 USD pada tahun 2021. 

Volume hubungan kerjasama dagang antara Australia dan Indonesia dalam dua tahun terkahir berkisar A$17.8 billion ada peningkatan 6.9% dari tahun tahun sebelumnya. 

Australia tergabung dalam organisasi negara negara persemakmuran Inggris, juga masuk dalam 20 negara besar dan berpengaruh di dunia (G20) serta Organisasi Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan negara negara Makmur OECD. 

Saat ini hubungan kerjasama Australia Indonesia juga terjalin melalui organisasi ASEAN Regional Forum, the Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC), the ASEAN Free Trade Area, the Indonesia–Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA) dan the Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP). 

Australia adalah negara persemakmuran yang didirikan pada tahun 1901 dan merupakan negara Faderasi dengan Monarki Konstitusi dengan Sistem Demokrasi Parlementer. Australia menggunakan Sistem dua kamar (Bicameral)  atau sistem dua majelis yaitu Majelis Rendah yaitu Lower House (DPR) dan Majelis Tinggi atau Upper House (Senat). 

Di Australia pasca pemilu partai pemenang akan membentuk pemerintahan atau dengan sistem berkoalisi dan partai yang kalah dalam pemilu akan membentuk pemerintahan Oposisi dengan kabinet bayangan (Shadow Ministry). 

Pemerintahan Oposisi resmi dengan kabinet pemerintahannya sampai di level negara bagian dan kota.  Pemerintahan Oposisi juga digaji oleh negara (State Budget). Salah satu tugas pemerintahan oposisi adalah mengawasi jalannya roda pemerintahan. 

Sistem Pemerintahan Australia hanya tiga tingkatan yaitu Pemerintahan Faderal (Pusat), Pemerintahan Negara Bagian (State) mirip provinsi di Indonesia dan Pemerintahan Kota, mirip kota madya di Indonesia. 

Australia tidak mengenal struktur pemerintahan tingkat kecamatan, Kelurahan dan Desa seperti di Indonesia. 

Walaupun Australia merupakan negara merdeka dan berdaulat, pengaruh kekuasaan Kerajaan Inggris juga masih ada. 

Sebagai simbol pemerintahan Kerajaan Inggris, ditunjuklah Gubernur Jenderal yang mewakili Pemerintahan Kerajaan Inggris. Sedangkan yang menjalankan roda pemerintahan di tingkat Pusat (Faderal) adalah Perdana Menteri dari partai pemenang Pemilu dan demikian juga di tingkat negara bagian pemerintah dipimpin oleh Premier. 

Pemilu Faderal Australia diselenggarakan pada tanggal 21 Mei 2022 untuk memilih anggota Parlemen Australia. Dalam Pemilu yang lalu Pemerintahan Incumbent Partai Liberal yang dipimpin Perdana Mentri Scott Marrison dikalahkan oleh Partai Buruh sebagai Partai Oposisi yang dipimpin oleh Anthony Albanese, politisi kawakan keturunan Italia-irlandia. 

Partai Hijau (the Greens), Partai Australia Bersatu, Partai One Nation beberapa partai Gurem lainnya termasuk partai independen juga ikut kontestasi untuk memperebutkan 151 kursi di DPR, Majelis Rendah (the Lower House) dan 40 dari 76 kursi di Majelis Tinggi atau Senat (Upper House). 

Kini paradigma dan mindset politisi dan tokoh politik di Australia telah berubah cukup signifikan. 

Pandangan politik yang dulu ekslusif, kini mulai berubah menjadi lebih inklusif, mulai kelihatan makin menghormati keberagaman, multikultur dan mulai lebih menyadari arti dari diversitas sebagai negara bangsa yang berdaulat. 

Sama dengan sebagian negara-negara Barat lainnya di dunia yang dulu pernah terpapar sikap negatif dan stereotype serta kuatnya pengaruh Islamophobia dan Xenophobia hingga pernah membuat kelompok monoritas Muslim di negara barat pernah merasa terkucilkan dan termarjinal apalagi pasca peristiwa 11 September. 

Kini Alhamdulillah secara perlahan tapi pasti kelihatan Auatralia mulai makin berubah. 

Masuknya dua figur politisi Muslim dalam Kabinet dan ditunjuknya dua figur mentri Kabinet yang juga dari kelompok minoritas masuk dalam Kabinet Anthony Albanese dari Partai Buruh merupakan perubahan positif dalam perkembangan Demokrasi di Australia yang merupakan negara barat paling berpengaruh di kawasan Asia Pasifik (Oceania) dan relatif dekat dari Indonesia. 

Penulis: Mantan Duta Alumni Australia (Australian Alumni Ambassador), Pengurus Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Korwil Australia Selatan, Alumni Pertukaran Pemuda Antara Bangsa (Australia Indonesia) dan Alumni PhD dan Masters dari Flinders University, AUSTRALIA.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

×
Berita Terbaru Update